• Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

    Bergabung dengan 10 pelanggan lain

Upaya Peningkatan Kompetensi Siswa Melalui Pembelajaran Inovatif

Upaya Peningkatan Kompetensi Siswa

Melalui Pembelajaran Inovatif

Indra Saputra *)


I.  Latar Belakang

Mengajar bukan semata menceritakan bahan pembelajaran kepada siswa. Dan juga bukan merupakan konsekuensi  otomatis penuangan  ke dalam benak siswa. Namun belajar memerlukan keterlibatan mental dan perbuatan siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan dari guru semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal. Hasil belajar yang optimal hanya akan diperoleh jika proses pembelajaran yang dilakukan banyak melibatkan siswa untuk beraktifitas serta mengembangankan kreatifitas yang dimiliki siswa secara optimal.

Bagaimanakah caranya membuat proses pembelajaran yang  aktif dan kreatif? Proses pembelajaran akan menjadi aktif jika siswa terlibat langsung dalam penyelesaian semua masalah yang diberikan oleh gurunya. Dalam prosesnya siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduknya, bergerak leluasa dan berfikir keras, mengkaji gagasan, memecahkan masalah , dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.

Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu Baca lebih lanjut

Tokoh-Tokoh Teori Belajar

1. Teori Behaviorisme
Beberapa tokoh besar dalam aliran behaviorisme antara lain adalah :

a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia. Ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

b. Thorndike (1874-1949) Baca lebih lanjut

GURU JUGA HARUS BELAJAR KOMPUTER

Menjadi guru memang tidak mudah. Banyak tantangannya. Apalagi seorang guru Bidang Studi yang notabene, seorang pendidik yang harus meng-upgrade pengetahuannya secara terus menerus. Bagaimana dia mengajar siswa kalau dia sendiri tidak tanggap terhadap perkembangan teknologi terbaru?

Masalah timbul ketika tuntutan itu dihadapkan dengan kondisi kesejahteraan guru yang memprihatinkan. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan mendesak guru untuk mengajar di berbagai tempat. Hasilnya, waktu dan tenaganya banyak terkuras. Padahal, untuk belajar diperlukan dua modal utama yaitu uang dan waktu. Bagaimana sang guru ingin menambah pengetahuan, kalau untuk membeli buku saja dia tidak mampu? Untuk itulah, pemerintah melalui Depdiknas mulai berusaha meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan anggaran pendidikan dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan, dengan adanya perbaikan kesejahteraan, guru diharapkan tidak terlalu banyak memburu tugas mengajar di sekolah lain. Mereka diharapkan dapat berkonsentrasi mengajar di sekolah masing-masing, memang menjadi pendidik yang baik tidaklah Baca lebih lanjut

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Secara leksikal, manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS, berbeda dari manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri. Dari asal usul peristilahan, MBS adalah terjemahan langsung dari School-Based Managemen (SBM). Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah. Reformasi itu diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan tahun tidak dapat menunjukkan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan perubahan lingkungan sekolah. Tuntutan perubahan lingkungan sekolah dimaksud antara lain tuntutan dunia kerja, tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan sosial, ekonomi, hukum, dan politik. Lulusan sekolah pada saat itu di bawah standar tuntutan berbagai bidang kebutuhan, yang mengakibatkan kekecewaan banyak kalangan yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Definisi-definisi yang dikemukakan di bawah ini cakupan ini cakupannya cukup bervariasi. Ada yang lingkupnya luas sekali hingga mencakup kawasan politis, ada pula yang bermakna lebih sempit, yaitu hanya mencakup kawasan operasional sekolah bahkan ada yang lebih spesifik, yaitu pada proses belajar mengajar di kelas saja. Namun demikian, pada intinya sama, yaitu terjadinya pergeseran kewenangan yang semula berada di tangan birokrasi pemerintah pusat ataupun daerah menuju ke lingkungan sekolah. Bank dunia mengeluarkan semacam panduan yang didasarkan pada studi kasus di enam negara. Studi kasus tersebut menggambarkan desentralisasi dan reformasi MBS di sekolah-sekolah negeri di Chicago, sekolah-sekolah manajemen mandiri di New Zealand, sekolah-sekolah otonomi di Nikaragua dan sekolah-sekolah di Spanyol. MBS di definisikan sebagai bentuk yang paling radikal dalam upaya desentralisasi pendidikan karena Baca lebih lanjut

APA TUGAS DAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH

Peran aktif dewan pendidikan, dewan sekolah, maupun komite sekolah/ madrasah diperlukan untuk memberi dukungan ( supporting agency ) dan memenuhi kebutuhan sekolah, pertimbangan pengambilan keputusan, pengawasan manajemen sekolah, mediator antar pemerintah dengan masyarakat, dan lain sebagainya secara teransparan dan demokratis serta etika yang kuat. Badan ini bukanlah sebagai institusi perpanjangan tangan dinas pendidikan untuk melaksanakan keinginan dinas pendidikan. Akan tetapi badan ini merupakan suatu institusi yang mandiri bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dengan mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan. Besarnya peran orang tua dan partisipasi masyarakat melalui badan ini dalam mengelola implementasinya harus sesuai dengan aturan main yang berlaku dalam proses pembentukan komiter sekolah tersebut, dan bukan berjalan menurut selera orang-orang yang ada dalam badan tersebut. Keikutsertaan ini memang di samping membawa dampak positif dapat juga Baca lebih lanjut